Selasa, Maret 30, 2010

Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Dan lihatlah kura-kura di bawah ini yang sangat eksotis dan menakjubkan!

Cantor’s Giant soft-shelled Turtle (Pelochelys Cantorii)

Ini spesies yang tampak aneh bernama Cantor’s Giant Soft-shelled Turtle merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar yang memiliki lebar kepala dan mata yang kecil dekat ujung moncongnya. Kura-kura ini dapat tumbuh hingga 6 meter (sekitar 2 meter) panjangnya dan beratnya lebih dari 100 pound (sekitar 50 kilogram).

Kura-kura berkepala besar (Platysternon Megacephalum)

Selain model kepalanya yang sangat besar, kura-kura ini diketahui mampu memanjat dengan cepat. Habitatnya berada didekat aliran sungai yang jernih.

Chinese Softshelled Turtle (Pelodiscus sinensis)

Spesies ini merupakan species kura-kura yang lunak cangkangnya dan terbesar di bumi. “Sup kura-kura” yang terkenal dari China dibuat dari jenis ini.

Alligator Snapping Turtle (Macrochelys Temminckii)

Alligator Snapping Turtles adalah salah satu jenis kura-kura air tawar terbesar di dunia. Spesies ini akan memakan hampir binatang apa saja yang ditemukannya dan juga dikenal mampu membunuh buaya, ular, dan bahkan kura-kura selain sejenisnya.

Argentine Snake-necked Turtle (Hydromedusa Tectifera)

Spesies ini ditemukan di Argentina, Uruguay, Paraguay dan Brazil merupakan salah satu hewan peliharaan yang populer dalam perdagangan hewan eksotis sedunia. Ia lebih dikenal dengan Snake-necked Turtle yang berasal dari Amerika Selatan. Meskipun ada juga Snake-necked Turtle sebenarnya yang berasal dari Australia.


Mata mata (Chelus Fimbriatus)

Cangkangnya menyerupai sepotong kulit kayu, dan kepalanya menyerupai daun-daun berguguran. Media hidupnya adalah didalam Air.

Rote Island Snake-necked Turtle (Chelodina Mccordi)


The Rote Island Snake-necked Turtle adalah salah satu kura-kura yang paling diinginkan dalam perdagangan hewan peliharaan Internasional. Ini adalah kura-kura yang sangat terancam spesiesnya dari Rote Barat daya Pulau Timor antara New Guinea dan Australia.

Pig-nosed Turtle (Carettochelys Insculpta)

Ini adalah salah satu spesies kura-kura bercangkang lunak endemik air tawar sungai, laguna yang hidup di sungai-sungai Australia. Dari julukannya dapat diterjemahkan bahwa hidung dari kura-kura ini menyerupai babi, untuk itulah disebut Pig-nosed Turtle.

Black-knobbed Map Turtle

Kura-kura yang disebut Black-knobbed Map Turtle ini adalah salah satu spesies kura-kura dari Amerika Serikat. Spesies ini menghabiskan sebagian besar hari berjemur di pohon-pohon tumbang dan mampu melompat dengan cepat ke dalam air saat dirinya merasa terancam. Mereka mencari perlindungan di dasar sungai dan di antara cabang-cabang pohon yang tumbang.

Spiny Softshell Turtle (Apalone Spinifera)

Spesies aneh ini dikenal sebagai Spiny Softshell Turtle yang ditemukan di daerah Kanada, Amerika Serikat. Dan species ini merupakan salah satu spesies kura-kura air tawar terbesar di benua Amerika Utara.
ref:http://inianeh.com/2010/02/12-kura-kura-terunik/

Rabu, Maret 17, 2010

Badai Matahari Diperkirakan Dari Tahun 2012 Hingga 2015

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan puncak aktivitas matahari akan mencapai puncaknya antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan sangat tinggi dan terjadi flare atau badai matahari. Hal tersebut diungkapkan dalam sosialisasi pengaruh cuaca antariksa terhadap perubahan iklim di bumi yang digelar Lapan di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Selasa (9/3).

Menurut peneliti dari Lapan, sejak dahulu matahari memiliki siklus dan tidak diam. Matahari mengalami ledakan-ledakan yang bisa sampai ke bumi. Bintang yang terdekat dengan bumi ini juga memiliki berbagai aktivitas seperti medan magnet, bintik matahari, flare atau ledakan matahari, lontaran massa korona, hingga partikel energetik.

Menurut Lapan, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban di bumi. Namun bakal berpengaruh pada sistem teknologi seperti satelit dan komunikasi radio. Untuk itu, Lapan mengimbau masyarakat pengguna teknologi mulai mengantisipasi dampak buruk serangan badai matahari ke planet bumi [baca: Peneliti Lapan Bantah Kiamat 2012].

Gempa 5,1 SR Guncang Aceh


Gempa berkekuatan 5,1 pada skala Richter mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam, Rabu (17/3) pukul 16.44 WIB sore tadi. Gempa yang berlokasi di koordinat 4,54 Lintang Utara-95,41 Bujur Timur itu tidak berpotensi tsunami.

Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa di kedalaman 69 kilometer. Persisnya di 90 kilometer barat laut Meulaboh, 112 kilometer barat daya Sigli, 112 kilometer sebelah tenggara Banda Aceh, 150 kilometer tenggara Sabang, atau 1.739 kilometer barat laut Jakarta.

Tidak Lulus Ujian Nasional bisa ikut Ujian Ulang

Ada kabar gembira dalam penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun ini. Sebab, pemerintah akan menggelar ujian perbaikan atau remedial bagi para siswa tidak lulus UN. Menurut Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh, ujian ulang tersebut berlaku untuk mata pelajaran yang tidak lulus.

"Jaraknya sekitar satu bulan dari pengumuman," kata Mendiknas di Jakarta, Rabu (17/3). "Pihaknya juga menjamin pelaksanaan pengawasan UN kali ini akan lebih ditingkatkan daripada sebelumnya."

Untuk siswa sekolah menengah atas, rencananya ujian perbaikan akan digelar pada 10 hingga 14 Mei 2010, sedangkan tingkat sekolah menengah pertama dilaksanakan pada 7 hingga 20 Mei 2010. Total anggaran yang disiapkan untuk remedial itu mencapai Rp 600 miliar.

Orang Indonesia High-Class, Tapi…

Saya sedih mendengar terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisucipto. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Tapi kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, padahal saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Ketika ditanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah Manager salah satu perusahaan industri, dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunakan ponsel di dalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi ponsel dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi, akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.

Rakyat kita ini memang high classhandphone nya mahal, transportasi pakai pesawat. Tapi bodohnya gak ketulungan. Ada yang gak tahu kenapa larangan itu dibuat, ada yang tahu tapi tetap gak peduli. Orang Indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras.

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontribusi yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain; 10 January 2000. Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja take-off dari bandara Zurich , Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh
penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupadimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang “final approach” untuk “landing” di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Di Indonesia? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan. Para “pelanggar hukum” itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, di samping merupakan gangguan terhadap kenyamanan orang lain. Padahal awak kabin selalu mengingatkan penumpang sebelum take off dan ketika akan mendarat, ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat.

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat:

Arah terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu , Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan
oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas diakibatkan oleh CD & game. Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel.

Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya.

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam
pesawat terbang. Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar.

Kiamat Memang Sudah Dekat

Sudah sejak lama saya hafal dengan istilah greenhouse effect, global warming, dan climate change. Wajar saja, karena istilah-istilah itu bukan sesuatu yang baru. Bahkan, greenhouse effect atau efek rumah kaca sudah dipopulerkan Jean Baptiste Joseph Fourier pada 1824, seorang pakar matematika dan fisika asal Prancis, hampir dua abad silam.

Kendati demikian, tak sedikit pun saya tertarik untuk mengetahui maksud istilah-istilah itu. Menurut saya, semuanya sulit dipahami dari sisi makna, tak membumi, dan tak akan bisa dicerna dengan cepat. Namun, semuanya berubah ketika saya menyaksikan film dokumenter berjudul An Inconvenient Truth (2006).

Film yang disutradarai Davis Guggenheim ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kampanye mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Albert Arnold Gore Jr. akan bahaya pemanasan global. Al Gore pun tak sendiri, karena di film ini dia membawa lembaga panel iklim bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC).

Berdasarkan kajian IPCC, tanpa ada upaya dari masyarakat dunia dalam mengurangi emisi, diperkirakan 75-250 juta penduduk di berbagai wilayah benua Afrika akan menghadapi kelangkaan pasokan air pada 2020. Sementara itu, kelaparan akan meluas di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Selatan. Dari caranya memaparkan masalah, Al Gore berhasil membuat saya bergidik membayangkan nasib bumi di masa depan.

Untuk wilayah Indonesia IPCC juga menyebutkan akan menghadapi risiko besar. Pada 2030, diprediksi akan terjadi kenaikan permukaan air laut 8-29 sentimeter. Ini artinya, Indonesia dikhawatirkan akan kehilangan sekitar 2.000 pulau kecil. Penduduk Jakarta dan kota-kota di pesisir akan kekurangan air bersih. Pada sejumlah daerah aliran sungai akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang kian tajam. Akibatnya, akan sering terjadi banjir sekaligus kekeringan yang mencekik kehidupan.

Tampil di sepanjang film yang berdurasi 100 menit ini, Al Gore menyajikan isu lingkungan hidup dengan gurih dan mudah dicerna orang awam. Karena cara penyampaiannya, topik tentang pemanasan global sudah tidak membosankan bagi saya. Apalagi belakangan saya tahu kalau dia sebenarnya telah menohok bangsanya sendiri. Seperti kita ketahui, AS adalah negara yang berkontribusi paling besar merusak alam. Tak kurang dari 25 persen produksi karbondioksida dunia berasal dari negara adikuasa ini.

Karena dinilai telah mencerahkan pemikiran serta memunculkan wacana tentang bahaya pemanasan global, film ini menuai banyak pujian. Ajang Academy Awards 2007 misalnya, mengganjar dengan predikat Film Dokumenter Terbaik. Film ini juga bersinar di Festival Film Cannes dan meraih 21 penghargaan bergengsi lain di berbagai ajang. Dan, puncaknya, Al Gore dan IPCC dianugerahi Nobel Perdamaian 2007.

Pemahaman saya tentang pemanasan global bertambah lagi saat mendapatkan kepingan DVD berupa film dokumenter berjudul The 11th Hour (2007). Film ini menyimpulkan bahwa manusia kini tengah berada di menit-menit terakhir dari jam terakhir hidupnya jika tak berbuat sesuatu untuk mencegah pemanasan global. “Pemanasan global merupakan sebuah kenyataan. Itu akan terjadi,” ungkap Leonardo DiCaprio yang menjadi narator film ini.

Sederetan ilmuwan dan tokoh dunia ikut berbicara dalam film besutan Nadia Conners dan Leila Conners Petersen ini, seperti Stephen Hawking dan Mikhail Gorbachev. Mereka memperkirakan titik akhir dari perubahan ekstrim iklim adalah punahnya umat manusia. Namun, mereka juga memberikan beberapa contoh hal yang dapat dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Mulai dari perubahan sederhana bola lampu listrik hingga memilih pemimpin yang berwawasan lingkungan serta produk yang tak merusak lingkungan.

Sulit untuk mengatakan The 11th Hour adalah film yang enak ditonton. Sebaliknya, film ini sangat membosankan jika kita tak peduli betul soal pemanasan global. Terlalu banyak komentar para tokoh dan narasi serta kurang menarik secara visual adalah gambaran akan film ini. Namun, secara keseluruhan tetap menggambarkan hasil akhir yang menyeramkan dari dampak perubahan iklim.

Masih di tahun yang sama, dirilis lagi sebuah film dokumenter berjudul Earth (2007). Film besutan sutradara Alastair Fothergill dan Mark Linfield ini merupakan versi layar lebar dari serial Planet Earth yang dipadatkan dalam durasi kurang dari dua jam. Menyaksikan film ini, hanya satu kata yang terlontar: indah! Pengambilan gambar di udara, dataran beku dan berdebu, hingga dasar samudera, semuanya fantastis.

Kita diajak berwisata melihat beragam fauna di kawasan Arktik di Kutub Utara hingga Gurun Kalahari di Afrika. Dengan lama syuting mencapai lima tahun, film ini bisa menggambarkan migrasi dari keluarga hewan yang terancam punah oleh perubahan iklim. Beruang kutub yang tak lagi bisa mencari makan karena perubahan iklim yang tak diduga hingga kawanan gajah yang harus berjalan berminggu-minggu mencari seceruk air di padang nan gersang.

Pesan yang ingin disampaikan tetap sama. Akibat ulah manusia yang menerabas hutan tanpa aturan serta serapan air tanah yang tak terkendali, membuat alam tak lagi seimbang. Hutan tropis untuk menetralkan polusi tak lagi bisa diharapkan, sedangkan oase di tengah gurun makin sulit ditemukan.

Menyaksikan film ini kita disadarkan betapa selama ini manusia lupa kalau dia berbagi kehidupan di atas bumi dengan berbagai flora dan fauna. Sayang, kearifan yang tak dimiliki manusia turut merusak ekosistem flora dan fauna itu. Tercatat sebagai film dokumenter dengan biaya pembuatan tertinggi saat ini (lebih dari US$ 40 juta), Earth memang sangat sayang untuk dilewatkan.

Di awal 2009, sebuah film dokumenter tentang pemanasan global menambah lagi koleksi film di rak DVD saya. Film itu berjudul Home, hasil karya Yann Arthus-Bertrand, tokoh perfilman Prancis yang baru pertama kali mengambil peran sebagai sutradara. Tak jauh berbeda dengan Earth, film ini sebagian besar mengambil gambar dari udara.

Melalui film ini kita diajak berwisata ke 54 negara. Melalui gambar-gambar yang jernih, film ini berhasil memperlihatkan betapa tangan manusia telah membuat bumi tak lagi menjadi “surga” sebagaimana belum dijamah manusia. Pesatnya perkembangan industri telah membuat kulit bumi tergerus jauh ke dalam dan meninggalkan bukit, lembah, serta dataran yang bopeng tak berbentuk.

Di salah satu bagian dunia, kota-kota megapolitan hadir dengan bangunan-bangunan yang membuat banyak orang berdecak kagum. Mulai dari New York, Tokyo, hingga Dubai, saling berlomba membuat tangga menuju batas langit. Untuk membuat semua itu, dibutuhkan baja, semen, batubara, minyak, pasir dan kandungan mineral lainnya dalam jumlah tak pernah terbayangkan.

Sedangkan di belahan dunia lain, hadirnya megapolitan itu harus dibayar mahal dengan berubahnya ekosistem. Banyaknya sumber daya alam yang berpindah tempat untuk membangun menara pencakar langit di berbagai kota, telah menciptakan kerusakan yang tak tersembuhkan. Menyaksikan lanskap-lanskap di lima benua dalam film ini menciptakan kengerian dalam pikiran saya. Bumi ternyata tak lagi menjadi rumah yang nyaman.

Dari empat film di atas, saya menjadi bertanya pada diri sendiri; sampai kapan bumi bisa bertahan dari sifat rakus manusia dan apa yang akan terjadi jika bumi tak kuat lagi menanggung beban itu? Jawaban itu datang ketika pekan lalu saya masuk gedung bioskop dan menyaksikan karya Roland Emmerich berjudul 2012.

Meski Emmerich dikenal suka sekali menghancurkan kota-kota dan membuat manusia berlarian karena panik dalam beberapa film hasil karyanya, baru kali ini dia benar-benar menjadi perbincangan. Jauh dari perkiraan awal saya, Emmerich ternyata tidak banyak menyandarkan filmnya terhadap ramalan akan kiamat pada 21 Desember 2012 berdasarkan kalender Suku Maya itu. Ramalan itu hanya menjadi cantelan bagi film ini, dan tak lebih.

Emmerich tetap saja lebih suka “mengganggu” penontonnya dengan gambaran kehancuran demi kehancuran yang dialami oleh bumi serta beberapa manusia pilihan yang dibiarkan tetap hidup. Tidak ada yang baru sebenarnya dari penggambaran kehancuran dari kacamata Emmerich. Bumi bukanlah benda yang diam. Dia bisa berubah marah dan sulit dikendalikan dengan teknologi secanggih apa pun jika sudah tak kuat menanggung beban dosa manusia.

Pada akhirnya saya berpikir, tak perlu menunggu ramalan Suku Maya atau Nostradamus akan kiamat menjadi kenyataan. Kita juga tak perlu sibuk berdebat tentang benar atau tidaknya ramalan itu. Tanpa diramal pun, bumi ternyata memang tengah diambang kehancuran. Bukan ramalan yang membuat bumi tak kuat bertahan, sifat rakus manusia yang akhirnya membuat kiamat datang sebelum waktu yang telah ditetapkan Sang Pencipta.

Tanda-tanda ke arah itu hampir setiap hari datang ke hadapan kita. Lempeng bumi yang kini begitu suka bergoyang, musim hujan dan kemarau yang tak lagi mengikuti hukum alam, banjir di daerah kering dan kekeringan di pusat mata air. Hebatnya, semua yang terjadi saat ini sudah dituliskan Joseph Fourier dua abad silam. Sayang, manusia selalu alpa.

Sungguh memalukan kalau bumi akhirnya hancur karena kecerdasan manusia yang tak memiliki kearifan. Udara bersih, tanah yang subur, hingga kekayaan flora dan fauna kini hanya bernilai setumpuk uang. Organisasi pencinta lingkungan Greenpeace dengan jelas melukiskan hal itu dalam slogannya; When the last tree is cut, the last river poisoned, and the last fish dead, we will discover that we can’t eat money. Mungkin, hanya kiamat itu sendiri yang bisa menyadarkan manusia.

Selasa, Maret 16, 2010

little info Djogja

Yogyakarta (some people call it Jogja, Jogjakarta, or Yogya) is a city with outstanding historical and cultural heritage. Yogyakarta was the centre of the Mataram Dynasty (1575-1640), and until now the kraton (the sultan's palace) exists in its real functions. Also, Yogyakarta has numerous thousand-year-old temples as inheritances of the great ancient kingdoms, such as Borobudur temple established in the ninth century by the dynasty of Syailendra.

More than the cultural heritages, Yogyakarta has beautiful natural panorama. The green rice fields cover the suburban areas with a background of the Merapi Mountain. The natural beaches can be easily found to the south of Yogyakarta.

Here the society lives in peace and has typical Javanese hospitality. Just try to go around the city by bike, pedicab, or horse cart; and you will find sincere smiles and warm greeting in every corner of the city.

An artistic atmosphere is deeply felt in Yogyakarta. Malioboro, as the center of Yogyakarta, is overwhelmed by handicraft from all around the city. Street musicians always ready entertain the visitors of the lesehan food stalls.

Those who have visited Yogyakarta reveal that this city makes them long for it. Just visit here, then you will understand what this means.

Transportations to Yogyakarta:

  • Train
    You may reach Yogyakarta by train from Jakarta, Bandung, or Surabaya
  • Bus
    Yogyakarta is reachable by bus from Sumatra Island, Bali Island, and most cities of Java Island.
  • Plane
    Recently, international direct flights from Kuala Lumpur are established to Yogyakarta. In addition, domestic flights to Yogyakarta from Jakarta, Denpasar, Balikpapan, and many others, are available now. Please check the Yogyakarta Regular Flight Schedule.

setting email di hp

Andai berlangganan blackberry terlalu mahal bagi teman-teman, ini ada yang murah dan tentunya jika telepon genggam Anda mendukungnya. Email yang kita miliki bisa diakses lewat telepon genggam dengan mudah, semudah menerima dan mengirim SMS. Untuk mendapatkan fasilitas ini, perlu setting dulu di telepon genggam. Dan jangan takut semua operator kini telah mendukung. Mau tahu caranya?

Walau belum bisa bersaing dengan SMS, Email di telepon genggam semakin populer saja. Padahal jika dihitung-hitung fasilitas yang mengandalkan internet ini bisa lebih murah. Namanya “Push Mail”. Jika ada pesan baru akan langsung masuk ke ponsel layaknya SMS. Bagi teman-teman yang menggunakan email di Gmail.com, Yahoo.co.id dan email perusahaan/pribadi bisa menggunakan fasilitas ini dengan gratis, asal email Anda mendukung layanan POP3/SMTP.

Bagaimana setting/configurasi agar dapat menggunakan fasilitas ini, Berikut yang teman-teman harus dilakukan:


1. Gmail

Email : user@gmail.com
Password : 123456

Maka settingnya adalah sebagai berikut:

Mailbox name : Gmail
Akses point : Pilih sesuai dengan operator Anda (misal: gprstelkomsel)
Alamat email : user@gmail.com
Username : user@gmail.com
Password : 123456
Outgoing Mail server : smtp.gmail.com
Incoming Mail server : pop.gmail.com
Mailbox type : POP3
Incoming Port : 995
Outgoing Port : 465
SSL : ON
Authentication : On


2. Yahoo.co.id

Email : user@yahoo.co.id
Password : 123456

Maka settingnya adalah sebagai berikut:

Mailbox name : Yahoo
Akses point : Pilih sesuai dengan operator Anda (misal: gprstelkomsel)
Alamat email : user@yahoo.co.id
Username : user
Password : 123456
Outgoing Mail server : smtp.mail.yahoo.co.id
Incoming Mail server : pop.mail.yahoo.co.id
Mailbox type : POP3
Incoming Port : 995
Outgoing Port : 465
SSL : ON
Authentication : On

Untuk informasi bahwa, yahoo.com tidak bisa dipakai untuk Outlook Xxpress, artikel di atas hanya untuk yahoo yang support POP3 seperti, Yahoo.co.uk, yahoo.com.sg, yahoo.co.id, yahoo.fr.


3.Email perusahaan/pribadi

perusahaan.info

Email : user@perusahaan.info
Password : 123456

Maka settingnya adalah sebagai berikut:

Mailbox name : perusahaan
Akses point : Pilih sesuai dengan operatormu (misal: gprstelkomsel)
Alamat email : user@perusahaan.info
Username : user@perusahaan.info
Password : 123456
Outgoing Mail server : mail.perusahaan.info
Incoming Mail server : mail.perusahaan.info
Mailbox type : POP3
Incoming Port : 110
Outgoing Port : 25
SSL : Off
Authentication : On


Catatan kalau dengan “@” tidak dapat akses, Anda bisa gunakan “%” atau”+”.


Setting di atas berlaku secara umum dan untuk semua jenis ponsel. Jadi hanya perlu disesuaikan saja dengan jenis/tipe telepon genggam. Jika menggunakan email perusahaan/pribadi, silakan tanyakan langsung ke bagian teknologi informasi perusahaan tempat Anda bekerja mengenai setting hosting untuk Incoming Mail Server dan Outgoing Mail Server-nya.

Semoga bermanfaat.

Makna sebuah persahabatan :a friendsake


semua juga tahu kalau persahabatan itu asyik, dan semua juga tahu kalau persahabatan itu melebihi soulmate kita, tempet curhat, berbagi, tempat ngegosip yang nggak penting dan juga tempat kasbon yang paling ampuh kalau lagi kering, he..he, pokoknya mah segalanya dech, seneng susah dirasakan bersama. Tapi sadarkah kita akan persahabatan yang sesungguhnya?, banyak orang menyimpulkan persahabatan dengan bermacam-macam argumentasi. Kejujuran, kasih sayang, dan komunikasi yang tak henti itulah makna persahabatan menurut aku, walau kadang-kadang bikin kesel. Untuk apa bersahabat kalau kita nggak jujur, dalam hal apapun kejujuran sangatlah penting, misalnya; saat kita punya masalah dan nggak bisa kita selesaikan sendiri, apa kita mau bohong dan sok tegar ,nggak kan?..komunikasi juga, dimanapun kita ..dan dengan siapapun kita menjalin persahabatan , perlu adanya komunikasi. Apalagi di jaman internet begini, udah nggak ada alasan lagi dech..buat nggak bisa sekedar bilang halo atau hai. Sahabatpun bisa kita jalin dengan siapa saja , tidak hanya dengan temen..ortu, kakak, adik, atau saudara kita sendiri bisa kita jadikan sahabat, asal bisa saling mengerti satu sama lain. Keluarga kita pun sebenernya lebih bisa kita andalkan buat kita berbagi atau berkeluh kesah dan sebagainya. Tapi seiring berjalannya waktu, saat ini udah jarang banget kita mau terbuka soal berbagai masalah ke ortu kita, baik urusan sekolah, pelajaran, bahkan sampai urusan pacar. Alasannya sich cuma satu 'Tengsin'!. Dan itu semua berbalik ke kitanya masing-masing, intinya persahabatan itu bisa dijalin dengan siapa saja, bener kan?...So keep our friendship gals.

Awas!!! Keterusan Selingkuh

Dalam dunia cinta, istilah selingkuh tak pernah terlepas didalamnya. Salah satu sisi negatif dalam hubungan antara dua insan ini seringkali menjadi pemicu masalah yang bisa berbuntut kearah perpisahan. Tapi seringkali terlintas satu pertanyaan, bagaimana sebuah tindakan disebut sebagai selingkuh? Secara umum bisa dikatakan, selingkuh sudah mulai terjadi, ketika kita sudah terpikat dengan orang lain yang bukan pasangan kita dan sudah melakukan hal-hal untuk bisa semakin dekat dengannya. Lalu bagaimana jika teman curhat kita kadang membuat pasangan cemburu? Apakah kedekatan itu bisa dimaksudkan perselingkuhan? Sebenarnya untuk curhat lebih bukan ke urusan terpikat tapi karena biasanya rasa percaya dan nyaman yang membuat kita bisa mengeluarkan unek-unek kita.

Sementara 'terpikat' adalah menyukai seseorang, bukan saja hanya sebatas curhat namun mulai menyukai hal lain yang ada dalam diri seseorang. Tertarik dengan tampangnya, tertarik suaranya dan tertarik dengan sikapnya. Selingkuh juga bisa dikatakan mulai terjadi ketika ada seseorang yang lain mengambil peran dari pacar kita yang resmi. Berbagai hal yang seharusnya dilakukan bersama kekasih tiba-tiba saja beralih ke seseorang yang lain, apalagi jika mulai memikirkan seseorang yang memang bukan pasangan kita.

Curhat pun bisa menjadi salah satu tindakan selingkuh ketika kita mulai enggan bahkan tidak pernah bercerita dan curhat hal apapun tentang diri kita pada pacar. Suatu hal yang seharusnya bisa kita curhatkan ke pacar kita, tapi kita lebih memilih ke orang lain. Menjadikan pacar kita menjadi pihak yang tidak tahu apa-apa tentang kita dibandingkan dengan orang yang lain.

Disinilah selingkuh mulai terjadi, yaitu saat kita membiarkan bahkan dengan senang hati seseorang yang lain mengambil segala peran dan kedudukan pasangan resmi kita. Baik itu dari sisi positif, maupun sisi negatif. Nah..sampai manakah tahap perselingkuhan kamu?..

Senin, Maret 15, 2010

sang perkasa ; sang legenda

Pasar Seni Ancol, 25 tahun yang silam. Ia berjalan gagah di atas panggung sambil memboyong gitar bolong dan harmonika. Ratusan penonton di sekeliling panggung berteriak-teriak memanggil namanya. Ia tidak peduli – atau karena memang tidak pintar berbasa-basi – langsung menyanyikan “Sore Tugu Pancoran”, jauh sebelum lagu itu dinaikkan ke pita kaset. Penonton terdiam dan khusyu menyimak. Maklum, lagu baru di telinganya.

Usai lagu pertama, penonton berteriak-teriak, “Oemar Bakri, Oemar Bakri, Oemar Bakri!” Lagu fenomenal tentang nasib Pak Guru tua yang nasibnya senen-kamis memang memiliki daya hipnotis nan dasyat. Hingga, nama sang penyanyi selalu didekatkan dengan judul lagu itu. Ia sadar akan maunya penonton.

“Tapi, yang di kaset sudah disensor. Mending lagu lain yang lebih panas, belum disunat produser,” katanya tergagap-gagap. Penonton bersorak. Inilah keperkasaan sang penyanyi. Semua sama-sama sadar, daya tariknya adalah melalui lagu-lagu kritik sosial semacam itu.

Maka, melodi “Guru Oemar Bakrie” pun mengalun dengan liriknya berganti dengan nama Umar Macmud – saat itu Ketua MPR/DPR. Kritik keras tanpa kendali meluncur dari mulutnya. Penonton makin kegirangan, berjingkrak-jingkrak, dan berteriak histeris. Ia makin asyik dan terus tak terkendali…

Seperti juga remaja lain yang rindu energi segar tentang perubahan di negara ini, saya termasuk penggila berat sang penyanyi. Selain mengoleksi kaset-kasetnya, mengkliping berita-berita dan gambar tentangnya lantas menempelnya di di pintu kamar, saya juga rajin memburu tempat-tempatnya manggung. Saat itu saya begitu yakin, kekuatan lagu memang mampu menghadirkan spirit bagi pendengarnya. Bahkan, “kegilaan” seperti sang penyanyi!

Selang beberapa tahun, saya berjumpa kembali dengan sang idola saat sama-sama mendengarkan uraian Dosen Filsafat Komunikasi di Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP). Sebenarnya, ia terdaftar sebagai mahasiswa sejak kampus itu bernama Sekolah Tinggi Publisistik. Lalu ia cuti dan kuliah di Institut Kesenian Jakarta. Meski ia telah menjadi teman kuliah, toh kekuatan kharismanya tak pernah luntur di mata saya. Saya tetap kagum dan mengindolakannya.

Ketika ia menyanyikan lagi “Biarkan Indonesia tanpa Koran” saat kampus berultah pada 1986, saya duduk tertib dan menyimak hingga habis sambil menahan nafas. Ratusan teman-teman yang lain juga bersikap sama. Ia memang perkasa.


Penguasa sekarang mudah marah
Berkata selaksa manusia yang resah
Kedengar dari balik rumpun bambu
Sedikitpun mereka tak mau diganggu

Pada malam September delapan enam
Berita Radius Prawiro bikin geram
Empat puluh lima persen yang hilang
Rupiah yang kita cinta berjalan pincang


Kini, semua hal tentangnya bisa didapat di mana-mana. DVD, VCD, CD, berlembar-lembar halaman tercetak atau dunia maya menghampar. Bahkan, setiap penggemarnya juga menjabaterat tangannya di rumahnya di kawasan Leuwinanggung. Bahkan, sambil bermusik bersama-sama.

Populeritas sudang lama digenggamnya. Ia pernah dinobatkan sebagai Pahlawan Asia oleh majalah Time pada 2002. Predikat legenda juga disematkan berbagai komunitas atas dedikasinya terhadap dunia musik. Bahkan, sejumlah parpol tanpa malu-malu mencoba menggandengnya. Singkatnya, Indonesia memang tengah ada di genggamannya.

Tapi, ia tetap saja hadir dengan kesederhanaan berpikir, kalimat yang tergagap-gagap, sorot mata nan tajam, namun lantang saat memboyong gitar dan harmonika. Nuansa “bleching” di rambut dan kumis menguatkan bukti, ia memang tak muda lagi. Usianya mendekati 50. Hal itu juga yang menyadarkan saya, ternyata saya pun memiliki simbol-simbol “peringatan kematian” itu. Usia saya dengannya terpaut enam tahun. Artinya, saya pun bukan lagi remaja yang dulu tidak pernah punya malu untuk menyanyikan lagu-lagunya di pinggir jalan atau di dalam kamar. Atau, terkagum-kagum membaca setiap potongan artikel tentang yang ditempel di pintu kamar.

Yang pasti, kekaguman itu tak pernah luntur, meski ia sering bereksperimen dengan warna musik. Saya tetap menyukai setiap lagu yang dimusiki Willy Soemantri, Bagoes A. Ariyanto, Ian Antono, Billy J. Budiarjo, Iwang Noersaid, atau kelompok bandnya yang sekarang. Saya juga tidak pernah mengubris, ia menjadi begitu “cengeng” dan “murahan” untuk menyanyikan lagu-lagu musisi baru. Bahkan, saya hanya tersenyum-senyum ketika ia memakai kemeja dan jas saat mendampingi Pasha Ungu di sebuah stasiun televisi swasta. Sedotan harmonika dan tarikan suaranya sudah memberikan label, sang Perkasa tengah menghipnotis setiap penggemarnya di mana pun.

Ia memang tidak muda lagi. Ia bukan lagi bocah kecil yang suka menangis ketika mendengar suara adzan. Entah, apa ia suka menangis bila melihat kejadian-kejadian unik di depan matanya? Saya sangat yakin, uraian air mata itulah yang membuat peka untuk merekam setiap peristiwa di belahan Bumi Pertiwi ini. Ia juga tidak lagi mengamen dari tenda-tenda di Blok M dan berkumpul bersama pengamen KPJ lainnya.

Tapi, ia juga tidak bergabung dengan bapak-bapak terhormat di Gedung MPR/DPR Senayan atau kabinet. Namanya tidak masuk dalam daftar calon legislatif, calon lurah atau presiden, atau Ketua PSSI (padahal ia penggila sepak bola). Ia tetap membuat lagu dan bernyanyi. Pekerjaan tambahannya, bisa saja tetap rajin mengaji (seperti lagu “Doa” dalam album “Kupu-Kupu Hitam Putih”) dan menemani para penggila-penggila yang menyebutnya PAHLAWAN. Konsistensinya berpikir dan pilihan hidup yang membuat saya akan terus memujanya sebagai PAHLAWAN. Bahkan, saya yakin, teman-teman yang tergabung dalam organisasi Orang Indonesia dan penggila terbarunya akan sepakat untuk menempatkannya sebagai PAHLAWAN – tanpa alasan bertele-tele, ketika ia konsisten dengan hidup untuk pilihan hatinya. Apalagi, tiba-tiba banting stir dan memasuki ruang lain yang belum jelas bentuknya.

Dulu, saya menyukainya, karena merasa memiliki figur sehati dan mampu menyuarakan isi hati yang tersumbat. Sekarang, sepertinya suasana itu tidak pernah menjadi nostalgia. Tapi, tetap membekas tanpa lekang oleh rambut dan kumis yang memutih. Karena itu, kelak ketika Yang Mahahidup memanggilnya, saya tidak akan pernah mempersalahkan kematiannya; syahid atau tidak? Khusnul khotimah atau su’ul khotimah? Karena, saya tidak pernah menakar-nakar dengan filter apapun masalah kepahlawanannya. Karena, penilaian itu murni dari dalam hati. Tanpa, paksaan atau dorongan pihak mana pun.

Ketika kegilaan itu terus meraja, saya tidak pernah lagi mengingat keindahan lagu-lagu John Denver, kedasyatan musik Phil Collins, atau kejelitaan Andrea Corr. Saya juga tidak akan menggubris bila ada sebagian dari kita memiliki pahlawan-pahlawan lain, entah Soekarno, Soeharto, Gus Dur, Jalaluddin Rakhmat, Emha Ainun Nadjib, Bambang Pamungkas, Chris John, Mbah Marijan, Ki Gendeng Pamungkas, Habib Rizieq Shihab, atau Amrozi. Itu kan pilihan anda. Buat saya, my hero is IWAN FALS!

Minggu, Maret 14, 2010

kalo cinta bertepuk sebelah tangan..apa yang kamu lakukan

aaaaa,, cinta lagi, cinta lagi,, topik kek gini nih biasanya nyang demen bahas nyang belum nikah. Biasanya lho,, *uhuk* termasuk,, *uhuk*. Tapi namanya cinta, bebas dibahas tapi bukan bebas diumbar. Jadi keinget diskusi sama salah seorang temen saya di Kota Sabang. Dia bilang, “cinta tu rasanya ibarat antara tae’ lembu ma coklat, Ra’.” Warna sama, rasa beda. Judul sama, bisa jadi masing2 orang ngrasainnya beda.” Wehehehe,, saya ngakak pas dia bilang kek gitu. But iya yah, kumaha story-nya kalo your love bertepuk sebelah hand. Apakah kamu akan :

1. Nyanyi lagu Rhido roma “Menunggumu”

2. Potong rambut, cukur jenggot

3. Bikin Pilem “Sang Mutarrabi”

4. Bikin Sinetron “Bukan Manohara”

5. Bikin Buku “Ketika Cinta Berdarah”

6. Bikin lagu “Bukan Cinta Binasa”

7. Tiba-tiba ngomong ke orang2 “aku ga’ patah hati kok,, ah! Ga’ kok, Siapa bilang aku patah hati, siapa?? Siapa?? Sini aku hajar!!!”

8. Cari yang lain, lebih cepat, lebih baik (versi JK-Win)

9. Lanjutkan! (versi SBY)

10. Gitu aja kok repot! (versi Gus Dur)

11. Harapan itu masih ada! (versi Persatuan Keluarga Sehat)

12. Ngirim biodata ke siapa aja yang mau nerima (versi PenCaKer)

13. Ngomong : “Emang kita pernah jadian?” (versi korban-iklan)

14. Diam. No comment. Nothing happen (versi drakula)

15. Pulang kampung

16. Memutuskan untuk berpoligami (satu aja belum dapet!)

17. Datang ke dukun

18. Ikut casting iklan baygon


Ya ya ya, akan beragam cara yang dilakukan. Namun apapun yang kamu dan saya akan lakukan, sejatinya cinta yang berkah adalah cinta yang menuai pahala (kek nama tetangga MP-ers ane). Kalo cinta menuai derita, nah nah, berarti there’s something wrong. Bisa jadi karena caranya, bisa jadi karena implementasinya, bisa jadi karena niatnya, bisa jadi karena syahwat yang telah mendominasi, bisa jadi karena memang bukan dia! Terutama soal cinta, kaca memang diperlukan. Sebenarnya baik itu cinta yang bertepuk-tepuk tangan atau yang ga’ bertepuk sama sekali kedua-duanya adalah ujian. Keduanya sama buruk jika realisasinya salah tempat.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)...”. (Al-Baqarah : 214)

Cobaan yang biasa saja, tapi menjadi luar biasa jika dihadapkan pada kita. Ga’ salah. Cobaan ntu kan macem2, dan akan disesuaikan dengan kualitas diri kita. Kita akan dicoba pada titik lemah. Sekarang ya tergantung kitanya mau naik peringkat atau stagnan disitu-situ aja, lebih parah lagi kalo malah jatoh. Just try hard to be a positive-thinker. Bukankah Dia sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Jika cinta itu bertepuk sebelah tangan ataupun belum bertepuk, mungkin saja :

1. Ada yang lebih baik yang telah disediakan-Nya untuk kita.

2. Kesempatan yang diberi-Nya pada kita untuk memperbaiki niat dan meningkatkan kualitas diri.

3. Ada amanah yang lebih berat yang dipilihkan-Nya untuk kita, sehingga Dia melatih kita dengan satu atau beberapa test terlebih dahulu.

4. Jika kamu akhwat, mungkin saja kamu memang sedang dilatih dengan some cases oleh Allah karena telah disediakan-Nya untuk kamu seorang Mujahid yang ditugaskan dengan amanah yang berat. Tentunya untuk mendampingi seorang Mujahid mesti akhwat yang tangguh donk. Gitu juga dengan yang ikhwan. Mungkin aja jodoh kamu di syurga. (loh? Hehe,,)

5. Antara kamu dan dia sedang di uji oleh-Nya.

6. Mungkin saja dia, tapi waktunya belum tepat.

7. Mungkin saja sudah waktunya, tapi bukan dia.

8. Mungkin kita kelewat cakep, jadi dia ga’ sanggup.

9. Mungkin yang liat biodata kita matanya rabun.

10. Ada kesalahan teknis.


So, laa tahzan. Sebenarnya kamu bakalan ga’ papa kalo kamu lebih mencintai-Nya di atas segalanya, sekalipun cinta kamu ditampar, bukan ditepuk. Yakinlah. Memang SULIT, tapi selalu MUNGKIN (Steven Covey).

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (Al-Baqarah : 286)

Jodoh ndak kemana (bukan saya yg bilang). Sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Udah digaransi sama Allah. Sekalipun kamu ditolak berkali-kali kalo memang udah jodoh ya ndak bakal ketuker. Sekalipun kamu disini dan dia di antah-berantah pasti akan ketemu. Telah dibuat Allah jalannya. So ndak usah takut, ndak usah ragu. Maju terus pantang mundur!!

”…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (Al-Baqarah : 286) Allahumma aamiin –senantiasa dalam rangka perbaikan diri-



Buku-buku referensi :

1. Ketika Cinta ditolak, MR bertindak, karya Humaira Al-Narsisi

2. Belum Kupinang Engkau Sudah Hamdalah, Karya Humaira Al-Narsisi

3. Korelasi antara Tepuk Tangan dan Cinta, Karya Humaira Al-Narsisi

4. Pengaruh Patah Hati terhadap Tingkat Konsumsi Masyarakat, Karya Humaira Al-Narsisi

islamisasi ..why not?

“Islam datang dalam keadaan asing,
Dan akan kembali asing, maka beruntunglah
bagi orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)

“Lihat tuh ada ninja, kenapa sih mesti seperti itu, biasa-biasa aja lah, terlalu fanatik”. Itu komentar ibu-ibu disamping saya saat seorang wanita bercadar beserta anaknya berjalan di pasar beberapa hari yang lalu.
Realitanya, komentar-komentar miring juga sering menimpa saudari-saudari yang lebih nyaman dan aman memakai gamis ataupun yang berkerudung menutup dada. Bagi saya ini ironis (lagi) dan lucu saja. Begitu banyak wanita yang memakai celana-setengah-sempak ke tempat umum, begitu banyak wanita yang menggunakan singlet keluar rumah, tapi kenapa pula yang menutup aurat yang diributkan.
Menyalah-nyalahkan hobi sebagian masyarakat Islam dewasa ini. Kalo yang nyalahin bener ndak pa-pa. Lah ini yang nyalahin setengah telanjang. Yang pake cadar dituduh fanatik, yang berkerudung menutup dadanya dituduh sok suci, yang berjenggot dikira teroris, yang berjihad dibilang separatis, yang menjalankan sunnah malah di cap sesat, Ahmadiyah yang masih bercokol di Indonesia sampai sekarang pada ngga’ protes. Alasannya, kebebasan beragama dan berkeyakinan. Lah, tu pinter. Trus kenapa yang berjilbab yang diributin? Itukan perintah agama.
Kurangnya kepahaman membuat masyarakat Muslim alergi terhadap ajaran agamanya sendiri. Selain karena tidak paham, juga karena banyak yang kepinteran. Agama ya agama, Negara ya Negara, gitu katanya. Akhirnya Islam hanya sebatas agama warisan orangtua dan pengisi nama agama di KTP.
Kita benar-benar jadi seperti buih. Kaum mayoritas yang meminoritaskan diri. Jumlahnya banyak, yang mengerti sedikit, dan yang mengertipun belum tentu mau berjuang. Coba lihat orang-orang Kristen begitu percaya diri dengan kristenisasinya, yahudi apalagi, semua manusia diluar agama mereka dianggap halal untuk dibunuh, itu bukan kata saya, kata kitab mereka (Talmud). Pemerintah Indonesia yang berdasarkan thagut pancasila sendiri tidak pernah meributkan masalah kristenisasi ataupun yahudisasi yang melanda masyarakat Muslim. Lantas Islamisasi? Memangnya kenapa? Kenapa begitu takut? Apakah para proklamator yang mengorbankan darah dan jiwanya untuk kemerdekaan negeri ini dari penjajahan? Bukan pak jendral! Itu buah pengorbanan dari para Bapak dan pemuda-pemuda kami yang syahid.
Mayoritas kita tak menyadari, tau sadar Cuma tak peduli, bahwa yahudi dan konco-konconya begitu semangat menghancurkan Islam karena mereka tau jika saja Islam itu bersatu maka akan melahirkan kekuatan yang dahsyat. Buktinya? Ya lihat saja Afghanistan, Pattani, Moro, Chechnya, Palestina. Disana itu bukannya seluruh umat Islam di dunia yang berjihad, tapi hanya segelintir. Tapi mengapa begitu sulit ditaklukkan oleh tirani yang menindas mereka. Itulah yang ditakutkan yahudi dan antek-anteknya, segelintir saja tak bisa mereka bereskan, bagaimana pula jika semua. Pun tontonan tolol bagi mereka bukan ketika Gaza dibombardir, tapi ketika umat Islam berhasil dibuat menjadi alergi dan takut dengan agamanya sendiri. Di negeri kita yang mayoritas umat Islam ini bahkan lebih heboh berita sinetron baru Manohara ketimbang pembantaian Muslim uighur.
Jika yahudi saja beserta rombongannya begitu percaya diri dengan kebodohannya, maka kita umat Islam ini wajibul kudu percaya Allah dengan segala pertolongannya. Tapi jelas pertolongannya bukan jatuh pada saat di negeri ini masih banyak yang berkeliaran dengan celana-setengah-sempak ke mall, berzina di tempat umum,memakan daging saudaranya sendiri, ataupun menunggu wangsit menjadi Nabi baru. Islam adalah agama yang menang. Sudah dijanjikan di kitab-Nya. Namun pada proses pencapaiannya lah kita akan dinilai, bukan di akhir. Semoga kita semua bukan termasuk golongan-yang-tergantikan. Allahumma aamiin.
”Akan datang suatu zaman kepada manusia
di mana orang yang memegang agamanya ibarat
orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Radhitubillahirabba wabil islami diina wabimuhammadinnabiyya warasulaa,,
- senantiasa dalam rangka perbaikan diri-

ente nge-Blog u/ apa..?

Anyway ngomongin soal blog. Memang kita kudu renungin buat apa kita ngeblog. Buat apa kita melakukan sesuatu. Nah, untuk menjawab soal ntu, Kita mesti paham dulu hakikat dari untuk apa kita diciptakan Allah di dunia ini. Perfectly right! Kita diciptakan di dunia ini buat beribadah kepada-Nya. So apapun yang kita lakukan, mestilah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya. Ntah itu kerja kah, nikah, nulis, baca, anything. Include ngeblog. Jangan sampe kita cuma nyangkut doang di dunia ini tanpa manfaat apa-apa. Sama juga kek di dunia blog, jangan sampe kita cuma nampang, komen wesewes tanpa manfaat sama sekali. Sayang sekali. Padahal wadah ini bisa jadi ladang pahala buat kita. “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (hr. Bukhari – Muslim)
Isi blog? Isi blog menurutku tergantung apa yang di alami penulis, apa yang dirasakannya, apa yang diyakininya, apa yang ada di imajinasinya, apa yang diperjuangkannya, apa yang ada dipikirannya, bisa juga hasil co-past dari web atau blog wanita lain, eh bloggers lain. No problemo. Sing penting membawa manfaat. Soal cara penyampaian? Masing-masing orang beda. Masing-masing memiliki karakternya sendiri-sendiri. Ada yang serius, ada yang nyantai, ada yang nyastra, ada yang humoris, melankolis, psikopat, dll. Yang penting punya tujuan dan ngena’. Just be you. Karena Allah ciptain kita dengan beda2 warna, namun tetap dengan satu tujuan : beribadah kepada-Nya. Beda itu agar indah. Kalo sama, bisa datar banget hidup ini, bahkan bisa kacau. Be easy. Kita punya cita rasa masing2, keistimewaan masing2. Terasah or not tergantung kitanya.
Dan lagi soal dakwah. Keknya banyak yang pikirannya kaku, saklek soal kata yang satu ini. Tak perlu berlabel ustadz atau ustadzah untuk menyeru pada kebaikan. Apapun background kamu, apapun makanan kamu, tetep sama, kamu punya tugas dakwah di masing-masing pundak. En ntar bakal kamu tanggungjawapin semua tugas2 ntu di hadapan Allah. Jadi jangan mikir bisa ngeles.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3] : 104).
”Sungguh jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang melalui engkau (dakwah engkau) maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki onta merah.” (HR. Muslim)
“Sampaikanlah dariku walau seayat” (H.R. Bukhari)
Ga’ mesti ceramah. Lewat apa saja it can be. Bisa pake’ Puisi or sajak (kaya’Taufik Ismail), film (kaya’ Chairul Umam), musik (kaya’ Izzatul Islam or Ebiet. B), Buku (banyak ini mah), lewat lisan, lewat perbuatan, dan lain-lain. Atau contoh paling kecil, notes yang biasa MP’ers gunain.
“KEMBANG YANG BAIK UNTUK KAMBING YANG BAIK, GITU JUGA KAMBING YANG BAIK UNTUK KEMBANG YANG BAIK”. Padahal intinya cuma mau nyampein ayat wanita yang baik untuk laki yang baik (QS. ). Atau notes “MAKAN TU GA’ BOLEH NUNGGING. APALAGI SAMBIL SALTO. APALAGI PAKE’ KAKI. RASULULLAH BERSABDA, “UCAPKANLAH BISMILLAH, MAKANLAH DENGAN TANGAN KANANMU, DAN MAKANLAH YANG DIDEKATMU.” (HR. BUKHARI-MUSLIM). Padahal saya cuma mau nyampein sabda Rasulullah kalo makan pake tangan kanan dan di anjurkan untuk duduk. Kan maksudnya baik *mukamelas*.
Seperti notes nya mba’ Rien juga. Judul awal notes nya “BLOG MU JELEK! Hampir aja bikin saya bawa golok. Intinya adalah “ngeblog tu apa dan buat apa?”. Hasil notes kecil beliau itu adalah diskusi, dan tentu saja tulisan yang saya buat ini. Judul strange kadang diperluin. Satu paket dengan kemasan+isi menarik lebih diperlukan lagi agar tulisan bisa bikin “orang bawa golok” (baca :penasaran). Terpenting kamu tau tujuan kamu berbuat (baca : hidup) itu apa. Alat-alat nya udah disediain oleh Allah. Mari rebutan! (baca : fastabiqul khairat).
Well semoga bermanfaat postingan yang acak-adut ini. And thanks to mba’ Rien for being my inspiration today (tsaaah,,). Jika notes kecil berisi “BLOG MU JELEK!,,,,,” bisa menghasilkan tulisan. Gimana pula dengan karya-karya besar. Kadang hal besar Itu awal mulanya dari yang kecil lho. So don’t be shy-shy. Keep fight for Allah!
-LAA IZZATA ILLA BIL ISLAM-

Yang Terbaca

Yang terbaca, yang terdengar. Pengkhianat adalah mereka yang tak mengakui Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. Yang tidak mencintai negeri adalah mereka yang menolak Pancasila sebagai falsafah hidup bumi pertiwi. Peyorasi makna cinta, menyempit, mengecil, mengerut, lama-lama hilang.

Yang terpikir, yang tertanya. Apakah nilai cinta pada negeri hanya sebatas meyakini atau tidak Pancasila sebagai dasar negara? Apakah nilai cinta pada bangsa hanya sebatas mengakui atau tidak Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa? Apakah barometer cinta pada negeri hanya terukur dari menghafal Indonesia Raya?
Entah. Namun yang tak pernah tertanya, yang tak pernah dipermasalah, yang menjual bangsa ini pun mereka yang meyakini Pancasila sebagai pedoman hidup negara. Yang meninggalkan luka di bumi pertiwi ini pun mereka yang menjadikan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa. Yang menggadaikan mutiara-mutiara berharga negeri adalah mereka yang mengamini Pancasila adalah dasar Negara, takkan tertukar. Jika berbicara kesaktian, jika berbicara perjuangan berabad. Setitik yang tau, tinta sejarah ada di pena penguasa.

Yang aku paham. Yang aku yakin. Bumi ini jelas milik siapa, aturannya jelas punya siapa, namun teraplikasi entah apa. Hampir 64 tahun sudah. Kesejahteraan hanya tercapai pada mereka yang setahun berjanji-janji, empat tahun menginjak-injak. Hampir 64 tahun. Pantas jika dipertanyakan.