Minggu, Maret 14, 2010

islamisasi ..why not?

“Islam datang dalam keadaan asing,
Dan akan kembali asing, maka beruntunglah
bagi orang-orang yang asing.” (HR. Muslim)

“Lihat tuh ada ninja, kenapa sih mesti seperti itu, biasa-biasa aja lah, terlalu fanatik”. Itu komentar ibu-ibu disamping saya saat seorang wanita bercadar beserta anaknya berjalan di pasar beberapa hari yang lalu.
Realitanya, komentar-komentar miring juga sering menimpa saudari-saudari yang lebih nyaman dan aman memakai gamis ataupun yang berkerudung menutup dada. Bagi saya ini ironis (lagi) dan lucu saja. Begitu banyak wanita yang memakai celana-setengah-sempak ke tempat umum, begitu banyak wanita yang menggunakan singlet keluar rumah, tapi kenapa pula yang menutup aurat yang diributkan.
Menyalah-nyalahkan hobi sebagian masyarakat Islam dewasa ini. Kalo yang nyalahin bener ndak pa-pa. Lah ini yang nyalahin setengah telanjang. Yang pake cadar dituduh fanatik, yang berkerudung menutup dadanya dituduh sok suci, yang berjenggot dikira teroris, yang berjihad dibilang separatis, yang menjalankan sunnah malah di cap sesat, Ahmadiyah yang masih bercokol di Indonesia sampai sekarang pada ngga’ protes. Alasannya, kebebasan beragama dan berkeyakinan. Lah, tu pinter. Trus kenapa yang berjilbab yang diributin? Itukan perintah agama.
Kurangnya kepahaman membuat masyarakat Muslim alergi terhadap ajaran agamanya sendiri. Selain karena tidak paham, juga karena banyak yang kepinteran. Agama ya agama, Negara ya Negara, gitu katanya. Akhirnya Islam hanya sebatas agama warisan orangtua dan pengisi nama agama di KTP.
Kita benar-benar jadi seperti buih. Kaum mayoritas yang meminoritaskan diri. Jumlahnya banyak, yang mengerti sedikit, dan yang mengertipun belum tentu mau berjuang. Coba lihat orang-orang Kristen begitu percaya diri dengan kristenisasinya, yahudi apalagi, semua manusia diluar agama mereka dianggap halal untuk dibunuh, itu bukan kata saya, kata kitab mereka (Talmud). Pemerintah Indonesia yang berdasarkan thagut pancasila sendiri tidak pernah meributkan masalah kristenisasi ataupun yahudisasi yang melanda masyarakat Muslim. Lantas Islamisasi? Memangnya kenapa? Kenapa begitu takut? Apakah para proklamator yang mengorbankan darah dan jiwanya untuk kemerdekaan negeri ini dari penjajahan? Bukan pak jendral! Itu buah pengorbanan dari para Bapak dan pemuda-pemuda kami yang syahid.
Mayoritas kita tak menyadari, tau sadar Cuma tak peduli, bahwa yahudi dan konco-konconya begitu semangat menghancurkan Islam karena mereka tau jika saja Islam itu bersatu maka akan melahirkan kekuatan yang dahsyat. Buktinya? Ya lihat saja Afghanistan, Pattani, Moro, Chechnya, Palestina. Disana itu bukannya seluruh umat Islam di dunia yang berjihad, tapi hanya segelintir. Tapi mengapa begitu sulit ditaklukkan oleh tirani yang menindas mereka. Itulah yang ditakutkan yahudi dan antek-anteknya, segelintir saja tak bisa mereka bereskan, bagaimana pula jika semua. Pun tontonan tolol bagi mereka bukan ketika Gaza dibombardir, tapi ketika umat Islam berhasil dibuat menjadi alergi dan takut dengan agamanya sendiri. Di negeri kita yang mayoritas umat Islam ini bahkan lebih heboh berita sinetron baru Manohara ketimbang pembantaian Muslim uighur.
Jika yahudi saja beserta rombongannya begitu percaya diri dengan kebodohannya, maka kita umat Islam ini wajibul kudu percaya Allah dengan segala pertolongannya. Tapi jelas pertolongannya bukan jatuh pada saat di negeri ini masih banyak yang berkeliaran dengan celana-setengah-sempak ke mall, berzina di tempat umum,memakan daging saudaranya sendiri, ataupun menunggu wangsit menjadi Nabi baru. Islam adalah agama yang menang. Sudah dijanjikan di kitab-Nya. Namun pada proses pencapaiannya lah kita akan dinilai, bukan di akhir. Semoga kita semua bukan termasuk golongan-yang-tergantikan. Allahumma aamiin.
”Akan datang suatu zaman kepada manusia
di mana orang yang memegang agamanya ibarat
orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)

Radhitubillahirabba wabil islami diina wabimuhammadinnabiyya warasulaa,,
- senantiasa dalam rangka perbaikan diri-

Tidak ada komentar: